Tiga puluh menit terlewati di ruang ujian. Otak berputar mencari jawaban, jantung perasaan tertekan menahan
harapan asa. Tuhan, bantu aku menyelesaikan ujian ini. Detikan jam digital menggelitik
dan menghiraukan diriku yang terhimpit waktu. Ya, waktu berjalan cepat, aku
hanya bisa pasrahkan semuanya pada sisa-sisa sel-sel neuron. Ya aku tahu, setiap detik ini berharga.
Saat ini otakku terbelah dua, satu di kertas ujian dan satu lagi di
orang-orang yang menggantungkan harapannya. Aku tahu jawaban mana
yang akan aku pilih namun itu hanya sebuah pilihan karena sebenarnya aku tidak
tahu yang mana jawabannya, aku hanya berusaha. Kini, aku telah sampai di soal
ke enam puluh tiga dari seratus soal yang ada. Teringat wajah-wajah yang selalu
menjadi jaring-jaring yang menangkapku kala ku jatuh. Ya, aku tak akan merobek
jaring-jaring kepercayaan mereka dengan menyia-nyiakan kesempatan untuk
berkarya ini. Karya ini wajah untuk mereka, karya ini untukmu. Ya, untukmu yang
membaca, untukmu yang selalu ada di dalam tulisan ini, untukmu yang tidak
menyia-nyiakan harapan orang-orang yang selalu menjadi jaring-jaringmu, dan
untukmu yang selalu percaya bahwa kamulah yang akan mengokohkan jaring-jaring
mereka. Ya, aku hanya berusaha.
Kawan, hari ini aku tak tahu harus berkata apa, ujianku telah usai dan akan
kutunggu ujian ku berikutnya. ujian merupakan nikmat untukmu dan untukku.
0 comments:
Post a Comment